أُولَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُ
ulā`ika humul-kafaratul-fajarah
Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
‘Abasa (Ayat 1)
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ
‘abasa wa tawallā
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 2)
أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ
an jā`ahul-a’mā
karena telah datang seorang buta kepadanya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 3)
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ
wa mā yudrīka la’allahụ yazzakkā
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 4)
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ
au yażżakkaru fa tanfa’ahuż-żikrā
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 5)
أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ
ammā manistagnā
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 6)
فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ
fa anta lahụ taṣaddā
maka kamu melayaninya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 7)
وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ
wa mā ‘alaika allā yazzakkā
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 8)
وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ
wa ammā man jā`aka yas’ā
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 9)
وَهُوَ يَخْشَىٰ
wa huwa yakhsyā
sedang ia takut kepada (Allah),
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 10)
فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
fa anta ‘an-hu talahhā
maka kamu mengabaikannya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 11)
كَلَّآ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ
kallā innahā tażkirah
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 12)
فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ
fa man syā`a żakarah
maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 13)
فِى صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ
fī ṣuḥufim mukarramah
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 14)
مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍۭ
marfụ’atim muṭahharah
yang ditinggikan lagi disucikan,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 15)
بِأَيْدِى سَفَرَةٍ
bi`aidī safarah
di tangan para penulis (malaikat),
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 16)
كِرَامٍ بَرَرَةٍ
kirāmim bararah
yang mulia lagi berbakti.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 17)
قُتِلَ ٱلْإِنسَٰنُ مَآ أَكْفَرَهُۥ
qutilal-insānu mā akfarah
Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 18)
مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ
min ayyi syai`in khalaqah
Dari apakah Allah menciptakannya?
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 19)
مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ
min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah
Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 20)
ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُۥ
ṡummas-sabīla yassarah
Kemudian Dia memudahkan jalannya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 21)
ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقْبَرَهُۥ
ṡumma amātahụ fa aqbarah
kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 22)
ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُۥ
ṡumma iżā syā`a ansyarah
kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 23)
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ أَمَرَهُۥ
kallā lammā yaqḍi mā amarah
Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 24)
فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
falyanẓuril-insānu ilā ṭa’āmih
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 25)
أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّا
annā ṣababnal-mā`a ṣabbā
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 26)
ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّا
ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqā
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 27)
فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّا
fa ambatnā fīhā ḥabbā
lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 28)
وَعِنَبًا وَقَضْبًا
wa ‘inabaw wa qaḍbā
anggur dan sayur-sayuran,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 29)
وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا
wa zaitụnaw wa nakhlā
zaitun dan kurma,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 30)
وَحَدَآئِقَ غُلْبًا
wa ḥadā`iqa gulbā
kebun-kebun (yang) lebat,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 31)
وَفَٰكِهَةً وَأَبًّا
wa fākihataw wa abbā
dan buah-buahan serta rumput-rumputan,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 32)
مَّتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
matā’al lakum wa li`an’āmikum
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 33)
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ
fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhah
Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 34)
يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
yauma yafirrul-mar`u min akhīh
pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 35)
وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
wa ummihī wa abīh
dari ibu dan bapaknya,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 36)
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
wa ṣāḥibatihī wa banīh
dari istri dan anak-anaknya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 37)
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīh
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 38)
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ
wujụhuy yauma`iżim musfirah
Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 39)
ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ
ḍāḥikatum mustabsyirah
tertawa dan bergembira ria,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 40)
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
wa wujụhuy yauma`iżin ‘alaihā gabarah
dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 41)
تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ
tarhaquhā qatarah
dan ditutup lagi oleh kegelapan.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
‘Abasa (Ayat 42)
أُولَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُ
ulā`ika humul-kafaratul-fajarah
Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
Pendaluan Surat ‘Abasa Surat ‘Abasa adalah surat yang ke 80 yang artinya bermuka masam. Surat ini adalah surat makiyyah yang diturunkan pada fase mekkah, karenanya isi surat ini juga bercerita tentang hari kiamat yaitu munaqosah (dialog) dengan orang-orang musyrikin yang mengingkari hari kiamat. Namun surat ini diawali dengan teguran dari Allah Subhanallahu Wata’ala kepada Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam. Dengan sebab inilah sebagian orang-orang yang ghuluw terlalu mengkultuskan Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam, mereka menganggap suatu hal yang baik untuk tidak membaca surat ini, karena isinya yang berupa teguran kepada Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam. Namun kenyataannya justru isi surat ini meninggikan kemuliaan Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam karena telah ditegur langsung oleh Allah Subhanallahu Wata’ala dan beliau tidak segan untuk menyampaikan berita tentang teguran tersebut kepada umatnya. Sumber : bekalislam.firanda.net/tafsir
0
Sedang Mengambil Data…